Mau Tahu Riset Tebu di Unej? Ini Diantaranya…

TEKAD Universitas Jember untuk mengembangkan pertebuan nasional diimplementasikan dalam tiga kewajiban perguruan tinggi. Mulai dari penelitian, pengajaran, dan pengabdian masyarakat.

Di bidang penelitian, Universitas Jember memiliki banyak peneliti yang konsen di bidang pertebuan. Termasuk, di dalamnya adalah aspek sosial ekonomi, seperti manajemen pabrik gula, dan sebagainya.

Guru besar ekonomi pertanian Universitas Jember Prof. Dr. Ir. Rudi Wibowo, M.S.,telah sangat lama menginisiasi forum diskusi penelitian tebu di Universitas Jember dalam suatu kelompok riset agribisnis tebu. Saat Universitas Jember mengembangkan kelompok-kelompok riset (KeRis), maka kelompok risetnya dinamakan ISCane (Integrated Sugar Cane) Research Group.

Di forum diskusi inilah dirancang berbagai rencana-rencana penelitian para dosen yang konsen meneliti bidang agribisnis tebu, baik on farm maupun off farm. Diisi mayoritas dosen muda seperti Dr. Luh Putu Suciati, S.P., M.Si; Julian Adam Ridjal, S.P., M.P.; Illia Seldon Magfiroh S.E., M.P.; Rena Yunita Rahman, S.P., M.Si.; Intan Kartika Setyawati, S.P., M.P.; dan Ahmad Zainuddin, SP, M.Si; ISCane Research Group bisa disebut pula sebagai tempat penempaan untuk memunculkan para peneliti muda pertebuan dari Universitas Jember. Bahkan, beberapa di antaranya sudah terlibat dalam tim penyusunan biaya pokok produksi (BPP) gula yang dibentuk Kementerian Pertanian, sebagai salah satu instrumen Kementerian Perdagangan untuk menentukan harga patokan gula petani (HPP).

Selain itu, beberapa peneliti tebu di bidang ke-agroteknologi-an Fakultas Pertanian, di antaranya adalah Prof. Tri Agus Siswoyo, S.P., M.Agr., Ph.D; Prof. Dr. Ir. Sri Hartatik, M.S.; Ir. Sigit Soeparjono, M.S., Ph.D; Dr. Ir. Soleh Avivi, M.Si.; Dr. Ir. Mizwar, M.S.; Dr. Ir. Sugeng Winarso, M.Si.; Drs. Yagus Wijayanto, M.A., Ph.D.; dan lainnya.

Menelisik problematikanya, beberapa penelitian difokuskan, baik pada sisi on farm maupun off farm, sesuai dengan masalah yang dihadapi pertebuan nasional saat ini. Sekedar contoh, beberapa tema riset di bawah ini dapat menjadi gambaran riset yang telah dilakukan para dosen di Universitas Jember.

 

  • Riset tebu di bidang on farm

Penelitian di bidang on farm meliputi penelitian dari sisi teknis agronomis dan sosial ekonomi pertanian. Di bidang lahan, misalnya riset terkait pengembangan varitas unggul baru yang tahan dan berproduksi tinggi pada berbagai lahan sub optimal atau lahan marginaldi wilayah Indonesia seperti lahan kering, lahan salin dan lahan tergenang.

Di bidang agroteknologi, misalnya riset terkait (a) perakitan varietas unggul baru tebu dilakukan dengan peningkatan keragaman genetik melalui teknik kultur in vitro maupun kultur sel dengan membuat  seleksi ketahanan ditingkat sel maupun organ, (b) riset peningkatan kadar sukrosa atau rendemen tebu varietas unggul baru dengan memberikan perlakuan radiasi sinar gama maupun mutagen kimia untuk mendapat keragaman kegentik d tingkat sel maupun organ tanaman tebu hasil mutase genetik. Dari hasil penelitian tersebut telah di dapat beberapa koleksi plasma nutfah tebu unggul baru yang sampai saat ini terus  dilakukan kajian sifat-sifat agronomis dan uji multi lokasi sesuai sifat ketahanan abiiotik yang dimiliki. Di bidang sosial ekonomi dan agribisnis, misalnya riset-riset terkait (a) efisiensi teknis usahatani tebu, (b) perbandingan efisiensi usahatani tebu dengan teknik pembibitan konvensional dan teknik bud chip, (c) riset terkait mutu tebu,  (d) optimalisasi suplai bahan baku tebu, (e) keputusan petani terkait dengan pemilihan varietas, serta (f) kajian tentang sewa lahan, dan berbagai kajian terkait nilai ekonomi tebu serta analisis pendapatan masyarakat petani.

 

  • Riset tebu di bidang off farm

Riset di bidang off farm banyak terkait dengan aspek-aspek efisiensi kinerja dari pabrik gula, misalnya riset tentang economic losses (risiko kehilangan gula), efisiensi kinerja pabrik gula, kinerja parik gula di Indonesia, daya saing pabrik gula di Jawa Timur, dan kebijakan peningkatan daya saing industri gula Jawa Timur dilihat dari harga pokok produksi. Selain itu, riset-riset berbasis manajemen off farm yang telah dilakukan terutama mencakup optimalisasi manajemen suplai bahan baku tebu (BBT).

Lokasi riset terutama dilakukan di wilayah pabrik gula di lingkungan PTPN X. Kajian sampai pada temuan yang menarik, misalnya faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak-optimalan suplai BBT pada PG diantaranya cuaca hujan yang panjang, kurangnya tenaga tebang dalam proses tebang angkut,  harga tebu yang bersaing antar PG, jarak BBT dengan PG, varietas yang ditanam, dan kompetisi penggunaan lahan tebu dengan tanaman lain.

Oleh sebab itu, PTPN X perlu melakukan perbaikan manajemen terkait optimalisasi suplai BBT demi tercapainya kapasitas giling dan meningkatkan daya saing gula. Beberapa tindakan seperti menambah lahan sewa perlu dilakukan agar pihak PG dapat melakukan budidaya sesuai standar menurut Good Agricultural Practices (GAP) pada usaha tani tebu. Selain itu kemitraan dan menjaga hubungan baik dengan petani perlu dilakukan mengingat sebagian besar suplai BBT pada PTPN X berasl dari Tebu Rakyat.

Selain itu, beberapa kajian manajemen telah dilakukan, misalnya manajemen risiko bagi pabrik gula dengan kapasitas atau skala yang berbeda, untuk menelisik sejauh mana kinerja pabrik gula dikaitkan dengan standar pengelolaan terunggul (SPT). Hasil kajian sementara ini menunjukkan bahwa rata-rata pabrik gula masih di bawah kinerja SPT. Penyebabnya bukan hanya akibat kondisi pabrik yang belum baik, melainkan disebabkan pula kualitas bahan baku yang kurang baik. Hal ini tidak lepas dari asal bahan baku bukan dari lahan sendiri, tetapi dari petani. Sehingga, kualitasnya lebih sulit dikontrol. Berbeda bila pabrik punya HGU sendiri, kualitas bahan baku bisa lebih dikendalikan.

Yang menarik diketengahkan adalah riset terkait daya saing agroindustri gula domestik dengan studi kasus di PTPN X. Daya saing agroindustri gula nasional dapat tercermin dari tinggi rendahnya harga pokok produksi yang dikeluarkan oleh pabrik gula dalam memproses tebu menjadi gula. Hasil riset menunjukkan bahwa daya saing agroindustri gula pada PTPN masih sangat beragam. Akan tetapi dalam lingkup yang lebih luas, daya saing agroindustri gula Indonesia berbasis tebu masih lemah bila dibandingkan dengan Thailand bahkan dunia.

Lemahnya daya saing agroindustri gula domestik disebabkan beban biaya produksi yang sangat tinggi akibat kualitas tebu (rendemen) yang rendah dan prosespenggilingan tebu yang belum efisien. Permasalahan utama tampaknya pada aspek ketersediaan lahan, produktivitas tanaman, kinerja pabrik gula dan diversifikasi ko-produk gula. Peningkatan kinerja pabrik gula dan diversifikasi ko-produk gula menjadi keharusan dalam peningkatan daya saing tersebut. (*)

Keatas