Summer Course Bertema “The Coffee Industrialization: From the Bean to The Cup and Culture”, Membahas Lebih Detail Proses Pengolahan Kopi

The Coffee Industrialization: From the Bean to The Cup and Culture", Membahas Lebih Detail Proses Pengolahan Kopi

      Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember sukses menyelenggarakan acara summer course dengan mengambil tema "The Coffee Industrialization: From the Bean to The Cup and Culture" yang bertujuan untuk memperkenalkan kopi sebagai bagian dari budaya global dan ekonomi lokal. Acara ini diadakan tanggal 6 hingga 14 Agustus 2024 dan diikuti oleh 23 mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas, 9 universitas dalam negeri seperti Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, IPB, Universitas Hassanudin, Universitas Mataram, UPN “Veteran” Jawa Timur, Universitas Lampung, Universitas Syiah Kuala dan Universitas Jember dan 2 Universitas luar negeri yaitu Universitas of California Davis, USA dan Universitas Rakuno Gakuen, Jepang.

Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman mengenai proses pengolahan kopi secara detail dan memperkenalkan berbagai jenis kopi dengan citra rasa yang berbeda-beda. Kegiatan pertama para peserta Summer Course yaitu adanya sesi pembelajaran di kelas dengan berbagai narasumber terkemuka. Kegiatan ini melibatkan Prof. Tonya Khul dari University of California Davis, Bapak Arie, Ph.D. dari ICCRI, dan Ibu Asmak, Ph.D., dosen Universitas Jember.   

Prof. Tonya Khul memulai dengan pembahasan mengenai pasar kopi global, khususnya di Amerika Serikat yang mengalami pertumbuhan pesat. Beliau menjelaskan bahwa permintaan kopi di Amerika Serikat sangat tinggi, terutama di kalangan generasi Z, yang mempengaruhi tren dan budaya konsumsi kopi di tingkat lokal. Prof. Tonya Khul menjelaskan, "Pasar kopi di Amerika Serikat ditandai dengan tingkat konsumsi harian yang tinggi, dengan 73% populasi meminum kopi setiap hari dan menghabiskan sekitar $301 juta setiap harinya. Metode penyeduhan yang populer mencakup tetes otomatis, pembuat kopi satu cangkir, espresso, dan kopi siap minum (RTD)," Penjelasan ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kebiasaan dan preferensi konsumen di Amerika Serikat mempengaruhi tren global dalam industri kopi

Pembahasan kedua dilanjutkan oleh narasumber dari ICCRI bapak Arie, Ph.D. yang menjelaskan mengenai posisi Indonesia dalam pasar kopi global dan kontribusi Indonesia terhadap pasar kopi internasional. Bapak Arie, Ph.D menjelaskan bahwa “Indonesia merupakan pemain utama di pasar kopi global, terutama dalam membudidayakan kopi Robusta, yang berbeda dari jenis Arabika yang lebih disukai di seluruh dunia. Saat ini, sebagian besar produksi kopi di Indonesia dilakukan oleh petani kecil, sementara pemangku kepentingan besar hanya berkontribusi pada persentase kecil dari total produksi. Produksi kopi di negara ini cukup signifikan, dan lingkungan yang unik memerlukan penyesuaian khusus dalam metode produksi.” Penjelasan ini memberikan gambaran jelas mengenai peran penting Indonesia dalam industri kopi global, dengan fokus pada perbedaan antara kopi Robusta dan Arabika serta tantangan yang dihadapi oleh petani kecil di negara ini. Pemaparan ini memberikan wawasan mengenai bagaimana Indonesia berperan penting dalam produksi kopi global dan tantangan yang dihadapi oleh petani kopi lokal. Bapak Arie juga menjelaskan bagaimana metode produksi harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang spesifik di Indonesia, serta dampaknya terhadap produksi kopi secara keseluruhan Pembahasan selanjutnya yaitu dari Ibu Asmak, Ph.D. yang menjelaskan pentingnya beberapa langkah kunci dalam meningkatkan kualitas kopi. Menurutnya, "Pengolahan kopi adalah langkah dasar yang sangat penting. Metode seperti pencucian, pengolahan alami, dan pengolahan madu masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik". Lebih lanjut, Ibu Asmak menekankan pentingnya proses roasting pada kopi, "Roasting memainkan peran yang sama pentingnya karena memecah senyawa prekursor untuk meningkatkan rasa dan aroma kopi." Ujar ibu Asmak. Beliau juga menambahkan bahwa inovasi dalam metode dan peralatan penyeduhan dapat membawa kualitas kopi ke tingkat yang lebih tinggi.

Peserta Summer Course Universitas Jember Menyelami Dunia Kopi: Dari Perkebunan hingga Proses Pengolahan

 Peserta Summer Course memulai acara ini dengan kunjungan ke beberapa perkebunan kopi di Jawa Timur, termasuk Kopi Klunching Bondowoso, Perkebunan Kopi PDP Khayangan Jember, dan Puslitkoka Jember. Selama kunjungan ini, peserta memiliki kesempatan langka untuk berinteraksi langsung dengan petani kopi dan mendapatkan wawasan langsung tentang praktik pengolahan kopi. Peserta diperkenalkan pada berbagai aspek fisik tanaman kopi, termasuk perbedaan antara kopi Arabika dan Robusta. Kopi Arabika, yang tumbuh lebih tinggi (2-4 meter) dibandingkan Robusta (2-3 meter), memiliki daun yang lebih tipis dan ramping, sementara daun Robusta lebih tebal dan lebar.Bunga kopi dari kedua jenis ini berwarna putih, namun bunga Arabika dikenal memiliki aroma yang lebih kuat. Buah Arabika, yang lebih kecil dan bulat, berbeda dari buah Robusta yang lebih besar dan oval. “Memahami karakteristik fisik tanaman kopi sangat penting untuk penanaman dan perawatan yang efektif,” kata Fadli selaku ketua Pokdarwis Kopi Klunching Bondowoso. “Peserta harus bisa membedakan kedua jenis ini untuk dapat mengelola dan memproses kopi dengan lebih baik.”

  Setelah melakukan kunjungan ke perkebunan kopi, peserta melanjutkan dengan pelatihan praktis di dua lokasi berbeda, yaitu Kopi Raisa dan Kopi Ketakasi Sidomulyo. Pelatihan ini mencakup berbagai tahapan dalam pengolahan biji kopi, mulai dari pemrosesan pasca panen hingga pemanggangan dan penyeduhan. Di Kopi Raisa, peserta memperoleh pelatihan menyeluruh yang mencakup seluruh proses pengolahan kopi. Mereka diajarkan tentang berbagai metode pemrosesan pasca panen seperti honey process, full wash, anaerob, natural, dan semi full wash. “Setiap metode pasca panen memberikan efek yang berbeda pada rasa dan kualitas kopi,” ungkap Pak Saleh selaku pengelolah Sekolah Kopi Raisa. “Misalnya, metode honey process dapat menghasilkan rasa manis yang khas, sedangkan full wash memberikan rasa yang lebih bersih.” Selain itu, peserta juga diperkenalkan pada teknik sortasi, yaitu proses pemisahan biji kopi berdasarkan kualitasnya, serta teknik roasting (pemanggangan) dan brewing (penyeduhan). “Di Kopi Raisa, kami memastikan peserta memahami setiap langkah dalam proses pengolahan kopi, dari sortasi hingga brewing,” kata Pak Rizal. “Praktik langsung ini sangat penting untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi.”

;   Sementara itu, di Kopi Ketakasi Sidomulyo, pelatihan difokuskan pada tahap pasca panen, dengan penekanan pada pengolahan kopi Robusta. Di sini, peserta mempelajari proses dan teknik khusus yang digunakan untuk memproses biji kopi Robusta yang unggul di lokasi ini. Peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang teknik-teknik pemrosesan pasca panen yang diterapkan pada kopi Robusta. Ini termasuk cara-cara untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas biji Robusta selama proses pengolahan. “Kopi Ketakasi Sidomulyo memiliki keunggulan dalam mengolah kopi Robusta, dan peserta belajar bagaimana memanfaatkan keunggulan ini,” kata Pak Sunari. “Kami mengajarkan teknik khusus yang membantu mempertahankan cita rasa dan kualitas kopi Robusta” ujarnya.

 Pelatihan di kedua lokasi ini memberikan peserta pengalaman praktis dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek pengolahan kopi. Dengan memahami dan mempraktikkan setiap tahap, mulai dari sortasi biji hingga pemanggangan dan penyeduhan, peserta memperoleh keterampilan yang sangat berharga untuk meningkatkan kualitas produk kopi. Summer course ini diakhiri dengan sesi internasional conference yang menghadirkan berbagai ahli dari industri kopi. Peserta juga menerima sertifikat partisipasi sebagai pengakuan atas keterlibatan mereka. Dengan kesuksesan acara ini, Universitas Jember menunjukkan komitmennya dalam mengedukasi masyarakat tentang industri kopi dan memberikan pengalaman langsung yang berharga bagi para peserta. Summer course ini diharapkan dapat mendorong apresiasi yang lebih besar terhadap kopi dan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya setiap tahap dalam proses produksinya.

Keatas