KBRN,Jember: Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan (PLHK) LP2M Universitas Jember (Unej) kembali melaksanakan kegiatan Sekolah Sadar Lingkungan (SeDarling) 02 Rabu (21/8/2024) di Wanawisata Kalipinusan Dusun Poncokusumo , Desa Sumberwuluh , Kecamatan Candipuro Lumajang.
Tema yang diangkat dalam kegiatan SeDarling adalah "Budaya Sadar Bencana". Tujuannya adalah membangun budaya siaga dan aman di dalam masyarakat dan pemangku kepentingan terkait bidang penanganan bencana. Peserta yang ikut mulai dari pelajar hingga masyarakat dan organisasi pecinta lingkungan.
Koordinator Pusat Lingkungan Hidup dan Kebencanaan Dr. drg. Banun Kusumawardani, M.Kes menyampaikan pentingnya untuk meningkatkan kapasitas pemerintah desa dan indivisu untuk lingkungan hidup lebih aman.
"Menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan kebencanaan ke masyarakat luas melalui jalur formal dan informal" ujar Banun Rabu (21/3/2024).
Kegiatan SeDarling 02 ini terdiri menjadi empat ragam, yaitu mempelajari tentang maket kebencanaan, kolase yang dipergunakan sebagai bentuk edukasi trauma healing pascabencana, webbing, dan evakuasi korban dengan perahu karet.
"Kegiatan SeDarling 02 ini juga melibatkan mahasiswa Promaha Desa Rambipuji Kabupaten Jember dengan maket kebencanaannya dan mahasiswa KKN UMD Unej kelompok 223 Desa Sumberwuluh dengan edukasi pilah sampah" ujar Banun.
Sementara itu Prof. Dr. Yuli Witono, S.TP., M.P., Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) menegaskan bahwa SeDarling merupakan komitmen LP2M Unej untuk konsen pada lingkungan hidup.
“SeDarling merupakan salah satu upaya untuk melakukan edukasi berkaitan dengan budaya sadar bencana yang tentunya LP2M berkomitmen untuk terus melaksanakan kegiatan ini secara kolaboratif dengan berbagai pihak karena hal ini selaras dengan visi dan misi Unej yang konsen dengan lingkungan hidup" ujar Yuli.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mengamanatkan untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana. Salah satu strateginya adalah melalui pengembangan desa tangguh bencana dengan upaya pengurangan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK).
Dalam PRBBK, proses pengelolaan risiko bencana melibatkan secara aktif masyarakat dalam mengkaji, menganalisis, menangani, memantau dan mengevaluasi risiko bencana untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan kemampuannya.Pendidikan berwawasan kebencanaan merupakan salah satu kuncinya.