Tingkatkan Peran Fortifikasi Pada Pangan Nasional, UNEJ Gelar Seminar dan Workshop “Kebijakan Hilirisasi dan Peran Pemerintah dalam Menumbuhkan Pasar Beras Fortifikasi”


  Rektor Universitas Jember Dr.Ir.Iwan Taruna,M.Eng.IPM. Memberikan sambutan pembukaan Seminar Kebijakan Hilirisasi dan Peran Pemerintah dalam Menumbuhkan Pasar Beras Fortifikasi,Universitas Jember memiliki peran penting dalam pengembangan, dan implementasi Fortifikasi beras di Indonesia. Melalui kegiatan penelitian, pelatihan dan kerjasama pengembangan program fortifikasi beras dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan.
  Peran utama perguruan tinggi dalam fortifikasi beras,khususnya Fakultas Teknologi Pertanian berperan dalam riset dan inovasi teknologi untuk fortifikasi beras.Pengembangan teknologi pengolahan beras yang menjaga stabilitas mikronutrien selama proses penggilingan, distribusi, dan penyimpanan. Penelitian bioavailabilitas mikronutrien, yang memastikan bahwa mikronutrien yang ditambahkan dapat diserap dengan baik oleh tubuh setelah beras dikonsumsi.

Rektor Universitas Jember Dr.Ir.Iwan Taruna,M.Eng.IPM.(Tengah)


  Kepala LP2M Universitas Jember Prof.Dr.Yuli Witono,S.TP.,M.P. dalam sambutanya menyampaikan tentang pentingnya fortifikasi pangan dan manfaatnya bagi kesehatan masyarakat. Seminar dan Workshop fortisifikasi pangan menjadi forum bagi para ahli, peneliti, dan praktisi untuk berbagi pengalaman dan penelitian terbaru di bidang fortifikasi pangan.
Prof.Dr.Yuli Witono,S.TP.,M.P. menyampaikan terimakasih kepada Rektor Universitas Jember, Pengurus Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE) dan mitra atas terselenggaranya Seminar dan Workshop “Kebijakan Hilirisasi dan Peran Pemerintah dalam Menumbuhkan Pasar Beras Fortifikasi”

Kepala LP2M Universitas Jember Prof.Dr.Yuli Witono,S.TP.,M.P.

Seminar dan Workshop “Kebijakan Hilirisasi dan Peran Pemerintah dalam Menumbuhkan Pasar Beras Fortifikasi”. Sebagai moderator Dr.Luh Putu Suciati,SP,M.Si.(Universitas Jember) dan pembicara Prof.Dr.Ir. Tejasari,M.Sc.(Universitas Jember), Mr.Joris Van Hees (Head Of Nutrition at WFP Indonesia), Yusra Egayanti,SSi,Apt,MP(Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan). Nana Fadjar Prijantoro S.H.,M.Si (Kepala Bakorwil V Jember).

Prof.M. Rondhi, S.P., MP., Ph.D. & Dr.Luh Putu Suciati,SP,M.Si
Mr.Joris Van Hees (Head Of Nutrition at WFP Indonesia)

Prof.Dr.Ir.Tejasari,M.Sc. menyampaikan tentang konsep fortifikasi pangan, Fortifikasi atau pengayaan gizi yang bermakna proses penambahan fortifikan, biasanya zat gizi mikro ke dalam pangan dalam jumlah yang diperhitungkan untuk maksud tertentu, termasuk meningkatkan nilai gizi pangan untuk memperbaiki mutu pangan. Biofortifikasi atau proses meningkatkan konsentrasi ketersediaan elemen esensial pada tanaman pangan melalui teknik pemuliaan konvensional maupun bioteknologi modern,Tanaman pangan hasil biofortifikasi Fe dan Zn: beras (Oryza sativa), gandum (Triticum aesticum), jagung (Zea mays), buncis (Phaseolus vulgaris) dan singkong (Manihot esculenta)

Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Perumusan Standar Keamanan dan Mutu PanganBadan Pangan Nasional, Yusra Egayanti, S.Si., Apt., M.P menyampaikan tentang standar beras fortifikasi, Beras fortifikasi adalah beras yang diperkaya dengan tambahan nutrisi penting seperti zat besi, zinc, asam folat, dan vitamin lainnya yang dibutuhkan untuk mencegah kekurangan gizi, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil. Penerapan fortifikasi pada beras merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah kekurangan gizi mikro (mikronutrien) di masyarakat.

Keatas