Agroindustri Mocaf Gerakkan Ekonomi Pedesaan

TEPUNG singkong modifikasi atau Mocaf adalah produk tepung dari singkong, yang diproses dengan fermentasi bakteri asam laktat. Teknologi ini dikembangkan oleh tim Universitas Jember untuk meningkatkan penggunaan singkong sebagai sumber karbohidrat yang melimpah di Indonesia.

Singkong bukanlah komoditas strategis, karena penerimaannya yang buruk sebagai bahan baku makanan. Sebaliknya, Mocaf dapat digunakan sebagai bahan makanan dengan penggunaan yang sangat luas, mulai dari mie, roti, makanan ringan hingga makanan semi basah, untuk menggantikan gandum, beras/beras lilin ke tapioka, dan dapat pula menjadi bahan baku utama yang baru, produk dengan karakteristik unik.

Pabrik  yang memproduksi Mocaf dengan kapasitas 1.000 ton per bulan telah didirikan di Solo menggunakan sistem klaster, yang melibatkan petani di lini produksi. Dengan konsep ini, rekayasa sosial yang signifikan telah dilakukan di beberapa tempat sejak 2006. Dimulai dengan pembentukan koperasi, pembentukan klaster, dan sistem bisnis yang melibatkan jaringan kelompok tani. Di mana, kelompok chip Mocaf tersebar di berbagai kabupaten di Jawa, Kalimantan, dan Halamhera, Maluku.

Kehadiran klaster pengolahan chip Mocaf di tingkat petani memicu siklus biomassa di daerah produksi ubi kayu. Kulit singkong diproses menjadi pakan ternak dan limbah cair menjadi pupuk cair. Selanjutnya, integrasi pupuk organik, budidaya ubi kayu, pengolahan keripik, pakan, dan ternak, dapat diterapkan dengan baik di lahan yang kurang optimal. Mulai dari pasir pantai, lahan gambut dan lahan kering hingga pegunungan.

Sejak tahun 2016, Universitas Jember dan Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO – Australia) telah menjalankan proyek Applied Research and Innovation Systems in Agriculture (ARISA) untuk menerapkan sistem ini di tanah pantai pasir Jember dan Lumajang. Hingga Juni 2017, proyek ARISA telah menyediakan akses ke varietas unggul dan pelatihan untuk sekitar 1.190 petani singkong petani kecil di wilayah tersebut. Nilai tambah yang dihasilkan sudah lebih dari Rp 4 miliar, tercipta 223 pekerjaan baru dalam produksi pupuk dan pengolahan pasca panen, termasuk kelompok perempuan yang menghasilkan produk singkong untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Selanjutnya, kehadiran kelompok dan pabrik Mocaf akan menciptakan berbagai jenis usaha, mulai dari bengkel, anyaman bambu, pedagang singkong, transportasi, hingga pengolahan makanan. Secara nasional, lebih dari 13 ribukesempatan kerja telah diciptakan dari industri ini. Dengan demikian, meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah lahan yang tidak optimal dan memperkuat ketahanan pangan nasional. (*)

 

Keatas