PABRIK MOCAF: Para pekerja dengan menyortir singkong dalam bentuk chip sebelum dioleh menjadi mocaf.
PANGAN menjadi isu strategis nasional. Sebab, ketahanan pangan sangat terkait dengan ketahanan nasional. Kok bisa?
Bagaimana tidak. Bahan pangan menjadi kebutuhan pokok setiap orang. Ketika ketersediaan pangan bermasalah, akan menimbulkan instabilitas nasional. Misalnya, instabilitas ekonomi. Naiknya inflasi akibat mahalnya bahan pangan akan membuat daya beli lemah. Saat daya beli lemah, perekonomian nasional akan merasakan dampaknya secara langsung.
Persoalan pangan juga bisa menjadi sumber instabilitas politik. Ketersediaan pangan yang bermasalah bisa menjadi persoalan politik yang serius, khususnya antara presiden dan jajaran dengan parlemen.
Singkong sebagai bahan pangan sumber karbohidrat sejatinya bisa dikembangkan lebih besar lagi. Ini untuk mengurangi ketergantungan pada beras. Berikut ini 3 alasan mengapa singkong harus dikembangkan di Indonesia:
1) Kebutuhan beras lebih besar dari pasokan
Pada tahun 2035, menurut proyeksi para ahli kependudukan, sekalipun program Keluarga Berencana (KB) sukses, penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 350 juta jiwa. Dengan tingkat konsumsi beras sekarang 139 kilogram per kapita per tahun, pada 2035 dibutuhkan sekitar 50 juta ton beras.
Untuk menghasilkan 50 juta ton beras, dibutuhkan sawah dengan produktivitas rata-rata 5 ton GKG (gabah kering giling) per hektare seluas sekitar 11 juta hektare. Padahal, data menunjukkan, saat ini Indonesia hanya mempunyai sekitar 6,5 juta hektare sawah. Sangat sulit membayangkan bagaimana mendapatkan areal baru seluas 11 juta hektare tersebut. Tidak heran, dari tahun ke tahun Indonesia selalu impor beras.
2) Singkong bisa dipakai untuk nonpangan
Singkong sangat memungkinkan dikembangkan secara luas dan masal karena tidak hanya dipakai untuk kebutuhan pangan. Sebab, banyak industri nonpangan yang juga membutuhkan singkong sebagai bahan baku.
Di bidang energi, produksi bioetanol bisa menggunakan bahan baku singkong. Demikian pula industri farmasi, kimia, cat, dan berbagai industri lainnya juga membutuhkan singkong. Artinya, singkong tidak hanya akan diserap oleh sektor pangan, melainkan juga di berbagai industri nonpangan lainnya.
3) Bisa dikembangkan di berbagai jenis lahan
Salah satu keunggulan singkong dibandingkan bahan pangan lainnya, misal beras, terletak pada tingkat adaptasi terhadap lahan. Padi sebagai sumber beras akan menghasilkan produktivitas tinggi di lahan yang subur dengan ketersediaan air yang cukup.
Padahal, di Indonesia lahan marginal sangat banyak. Jumlah lahan marginal pun lebih besar daripada lahan pertanian irigasi teknis. Singkong bisa ditanam di lahan kritis, kering, gambut, berpasir, dan semacamnya. Pendeknya, padi tidak bisa tumbuh di sembarang lahan. Sedangkan singkong bisa tumbuh di sembarang lahan. (*)