(Jember, Juni 2019). Pada tanggal 24-25 Juni, Universitas Jember melaksanakan Training of Trainers (TOT) Modul Kuliah Kerja Nyata Tematik Kewirausahaan (KKN-KWU) dan Keterampilan Non Teknis untuk Mahasiswa. Sebanyak 50 mahasiswa yang merupakan Koordinator Desa untuk wilayah KKN mendapatkan pembekalan kewirausahaan dari para lima dosen pembimbing lapangan (DPL) yang menjadi master trainer. Para mahasiswa ini akan memimpin rekan-rekan mahasiswa lainnya dalam kelompok kerja KKN dalam merencanakan, melaksanakan dan merekam dampak kegiatan KKN-KWU di tingkat desa. Di desa lokasi KKN-KWU tiap kelompok akan mendampingi kelompok-kelompok masyarakat dalam mengembangkan dan memperluas kegiatan wira usaha di desa.



kewirausahaan bagi mahasiswa
Bukan Sekedar Tugas Mahasiswa
KKN-KWU adalah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan mahasiswa sebagai peserta dan dosen sebagai pembimbing dengan fokus pada tema kewirausahaan. Kewirausahaan adalah bagian dari dunia ketenagakerjaan di Indonesia.
Dalam konteks ini peyelenggaraan KKN Kewirausahaan dapat dilihat tidak semata sebagai upaya perguruan tinggi memberi kecakapan kewirausahaan, tetapi juga merupakan pengejawatahan Tri Dharma perguruan tinggi dalam mengembangkan ketenagakerjaan khususnya di bidang wirausaha.
Menurut Rektor Universitas Jember Moh. Hasan. Harapannya dengan acara ini mahasiswa Univ. Jember menjadi salah satu atau sebagian besar mahasiswa yang bisa mengembangakan militansi baik pada diri sendiri maupun bangsa dan acara seperti ini dapat menjadi pemicu untuk munculnya wirausaha wirausaha muda, sehingga mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
KKN Kewirausahaan memiliki dampak yang positif pada isu ketenagakerjaan secara khusus dan sektor ekonomi secara umum, setidaknya pada tiga area:
Pertama adalah area mahasiswa peserta KKN. Mahasiswa yang mengikuti KKN Kewirausahaan ini akan memiliki kecakapan merancang wirausaha dan pengalaman melaksanakan implementasinya sehingga ia lebih siap saat terjun ke dalam dunia usaha dunia industri (DUDI), baik sebagai pekerja maupun sebagai pengusaha. Dalam banyak kasus di perguruan tinggi, mahasiswa yang mengikuti KKN Kewirausahaan mengembangkan wirausahanya sendiri sebelum lulus kuliah.
Ke dua, area masyarakat penerima manfaat KKN Kewirausahaan. Penyelenggaraan KKN Kewirausahaan menunjukkan banyaknya kelompok dampingan di masyarakat yang menjadi lebih mampu dalam mengembangkan usaha ekonominya secara lebih sistematik, menghasilkan pendapatan yang lebih besar serta merekrut tambahan pekerja akibat proses manajemen kewirausahaan yang lebih baik.
Ke tiga, area terkait pembangunan daerah. Mengingat KKN Kewirausahaan berjalan terus menerus dan setiap tahunnya melibatkan ribuan mahasiswa yang mendampingi upaya-upaya kewirausahaan di desa. Dengan demikian setidaknya ia berdampak positif pada akselerasi pembangunan ekonomi di kabupaten/kota serta berkontribusi secara signifikan dalam upaya pemanfaatan dana pembangunan di desa terkait penciptaan usaha ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Dampak positif ini dapat terjadi karena kontribusi kecakapan manajemen kewirausahaan yang dibawa melalui kegiatan KKN.
KKN Gel. II Univ. Jember saat ini akan menerjunkan mahasiswa KKN sebanyak 3500 mahasiswa dan ditempat di 5 Kabupaten, Kab. Jember, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kab. Lumajang dan Kab. Probolinggo. Dimana 5 Desa yang terpilih akan melakukan KKN Tematik Kewirausahaan. Serta bersama-sama mengembangkan atau memperluas berbagai potensi desa yang tujuan akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Bagian dari Upaya Nasional
Beberapa waktu sebelumnya, tepatnya pada 10 Juni 2019, sepuluh universitas yang tergabung dalam konsorsium Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kewirausahaan menandatangani nota kesepahaman dengan USAID Mitra Kunci Initiative, dengan disaksikan Prof. Ismunandar Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan DR. Paristiyanti Nurwardani, Direktur Pembelajaran.
Kesepuluh universitas ini adalah Universitas Padjajaran, Universitas Suryakancana, Universitas Siliwangi, Universitas Kuningan, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Jember, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, dan Universitas Muhammadiyah Malang. Sebanyak 40.000 mahasiswa akan melaksanakan KKN Kewirausahaan di sepuluh universitas ini sampai tahun 2021.
“KKN tematik kewirausahaan sendiri ialah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan mahasiswa sebagai peserta dan dosen sebagai pembimbing dengan fokus pada tema kewirausahaan,” ungkap DR. Paristiyanti Nurwardani.
Nota kesepahaman ini menjadi payung bagi kerjasama antara para pihak dalam mengembangkan dan melaksanakan KKN Kewirausahaan. USAID Mitra Kunci Initiative memberikan dukungan dalam bentuk pengembangan kurikulum pelatihan, modul panduan dan mekanisme pemantauan dan evaluasi dalam penyelenggaraan KKN Kewirausahaan. Selain itu, melalui kerjasama dengan beberapa universitas, USAID Mitra Kunci Initiative juga membantu penyelenggaraan Training of Trainers (ToT) bagi para dosen pembimbing KKN Kewirausahaan yang mencakup 205 dosen (63 dosen untuk ToT nasional dan 142 dosen ToT tingkat Perguruan Tinggi) dari 57 universitas di tiga provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa timur.
“KKN ini menadi istimewa karena mengandung muata kewirausahaan. Mahasiswa nanti setelah lulus tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi menjadi pencipta lapangan pekerjaan,” jelas Prof. Ismunandar yang juga merupakan Guru Besar termuda ITB.
Mitra Kunci: Upaya Pemerintah AS Membantu Ketenagakerjaan Indonesia
USAID mendukung pengembangan ketenagakerjaan di Indonesia melalui USAID Mitra Kunci Initiative. Dalam seluruh aktivitasnya, Mitra Kunci USAID selalu mengintegrasikan prinsip pemberdayaan kaum muda dan kaum rentan, inklusivitas dan kesetaraan gender.
“USAID melalui inisiatif pengembangan ketenagakerjaan, berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam menyiapkan kaum muda menghadapi situasi ketenagakerjaan global abad 21,” ujar Thomas Crehan, Director of Office of Human, Capacity and Partnerships (HCP) USAID Indonesia.
Isu kaum muda ini menjadi penting, karena Indonesia adalah salah satu pemain global dalam dunia ekonomi. Hampir setengah populasi Indonesia adalah kaum muda di bawah usia 30 tahun. Namun demikian, menurut data bank Dunia, pengangguran muda (usia 15-24) masih sangat tinggi yakni sekitar 16 persen. Setiap tahun 2,5 juta orang memasuki dunia kerja, namun sebagian besarnya adalah pekerjaan dengan kecakapan dan upah rendah.
Selain memberi dukungan pada universitas, USAID Mitra Kunci Initiative juga memberikan dukungan teknis pada Balai Latihan Kerja (BLK) serta Lembaga Pendidikan dan Keterampilan (LPK) seperti pelatihan bagi calon tenaga kerja baik dalam keterampilan teknis (hard skill) maupun keterampilan non teknis (soft skill). USAID Mitra Kunci Initiative juga membantu meningkatkan kualitas pemagangan (internship dan apprenticeship), informasi pasar kerja serta bekerja sama dengan mitra lokal dalam mencarikan penempatan bagi calon tenaga kerja yang sudah dilatih.
Selain bekerja sama dengan Lembaga di atas, Mitra Kunci juga bekerjasama dengan pihak swasta serta asosiasi perusahaan, terkait dengan upaya melakukan rekrutmen tenaga kerja terampil, memperbaiki kebijakan sumber daya manusia di perusahaan agar lebih inklusif serta menciptakan fasilitas pekerjaan yang lebih ramah pada pekerja dengan disabiilitas. Saat ini, selain bermitra dengan Kemenristekdikti dan Kementerian Tenaga Kerja, Mitra Kunci bekerja dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat seperti Saujana, Transformasi dan Rajawali Foundation serta pihak swasta seperti United Tractors, H & M dan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia).